PENDAHULUAN
Agama
Yahudi, sebagai agama Samawi, merupakan salah satu agama yang terbesar di
dunia. Agama ini berpusat di daerah Israel ( Palestine ). Dalam bahasa Inggris,
orang Yahudi disebut Jews dan pemeluknya disebut Judaism. Agama
ini adalah salah satu agama samawi yang diklaim sebagai agama tertua di dunia
dan berasal dari Ibrahim[1].
Banyak penjelasan mengenai agama Yahudi, salah satunya yang menyatakan bahwa
agama Yahudi itu merupakan suatu keyakinan yang dihubungkan dengan ide
ketuhanan serta perwujudan suatu bangsa yang telah dipilih Tuhan[2].
Ada juga yang menjelaskan bahwa agama Yahudi itu adalah agama yang dihasilkan
oleh proses perkembangan sejarah Bani Israel yang sudah melalui masa sekian
lama, ditumbuhkan dari ide Taurat, Talmud dan watak pembawaan bangsa Israel itu
sendiri[3].
Agama ini berkitab sucikan Taurat.
Bangsa
Yahudi, menurut sebagian sejarawan, hakekatnya adalah bangsa campuran berbagai
unsur ( mixed race ) yang dipersatukan oleh satu nasib dan watak[4].
Mereka hidup mengembara seperti orang Badui. Untuk mendapatkan wilayah untuk
tinggal, bangsa ini melakukan peperangan dengan penduduk pribumi. Salah satunya
berperang dengan penduduk Kananiah ( Palestine ). Dasar pemikiran dan tingkah
laku Yahudi adalah Talmud, yaitu pedoman rahasia yang tidak diketahui dengan
pasti, kecuali oleh mereka sendiri[5].
Dengan demikian, posisi agama Yahudi sebagai agama samawi, seakan berubah
menjadi organisasi rahasia. Sejarah agama Yahudi diklaim sejak adanya Nabi Musa
( 4000 tahun yang lalu ).
Dalam
paham agama Yahudi, mereka memiliki semacam keyakinan akan “ Goya “. Goya, atau
dalam bahasa Ibraninya disebut “ Gentiles “, merupakan keyakinan bahwa mereka
diciptakan sebagai bangsa ( umat ) pilihan Tuhan, dan bangsa lain diciptakan
Tuhan untuk melayani Yahudi semata. Dalam Protokol – protokol Pendeta Zionis,
istilah ini disebut Yahudi dan Yoyeem ( umami ).
Agama
Yahudi, dalam kehidupan keagamaannya, mempunyai beberapa keyakinan seperti
tentang akan datangnya Sang Messiah, konsep ketuhanan maupun ritual – ritual
ibadahnya.
A. PEMBAHASAN
Yahudi
( Judaism, Yudaisme ), tidak dapat dijelaskan semata – mata dalam konteks
sebuah keyakinan keagamaan, tetapi juga terkait dengan satu bangsa, Bangsa
Israel. Mendefinisikan Yahudi dalam konteks ras juga menimbulkan beberapa
masalah, karena Yahudi tampil dalam bentuk ras yang berbeda. Ada Yahudi Eropa,
Yahudi Afrika dan juga Yahudi – Yahudi lainnya. Mereka menggunakan bahasa dan
budaya dimana mereka tinggal. Namun diyakini, pemeluk agama Yahudi, yang
terbanyak adalah dari keturunan Israel ( Ya’kub ). Namun, umat Yahudi sendiri
menyatakan bahwa agama Yahudi adalah agama untuk satu bangsa, satu suku saja.
Agama Yahudi tidak untuk disebarkan ke bangsa atau suku lain. Mereka menyatakan
bahwa Musa atau Bangsa Israel diperintah Tuhan untuk menyeru agama Yahudi hanya
untuk Bani Israel. Jikalau ada suku atau orang yang bukan keturunan Bani Israel
masuk agama Yahudi, maka ia akan cepat – cepat dihisabkan ke salah satu
keturunan dari cabang – cabang Bani Israel.
Esensi
agama Yahudi terletak pada apa yang disebut sebagai The Ten Commandments atau
Decalogue, yang berarti “ Sepuluh Perintah Tuhan “[6].
Sepuluh perintah tersebut mengandung aspek akidah, ibadah, syari’ah, hukum dan
etika. Sepuluh Perintah tersebut antara lain :
1. Aku adalah Tuhanmu, yang telah membawa
kamu keluar dari Mesir, keluar dari rumah perhambaan. Jangan ada Tuhan bagimu
selain Aku.
2. Jangan diperbuat olehmu akan patung
ukiran atau akan barang peta daripada yang dalam langit di atas, atau daripada
barang yang di atas bumi di bawah, atau daripada barang yang di dalam air di
bawah bumi. Jangan kamu menyembah sujud atau berbuat bakti kepadanya – Nya,
karena Akulah Tuhanmu.
3. Jangan kamu menyebut Tuhan dengan sia –
sia, karena Tuhan suci dari segala orang yang menyebut nama – Nya dengan sia –
sia.
4. Ingatlah pada hari Sabbath , hari
dimana kamu tidak boleh bekerja. Bekerjalah dihari – hari selain hari Sabbath.
5. Berilah hormat kepada bapa dan ibumu.
6. Jangan kamu membunuh.
7. Jangan kamu berbuat zina.
8. Jangan kamu mencuri.
9. Jangan kamu mengatakan keaksian dusta
akan sesama manusia
10. Jangan kamu ingin akan rumah sesamamu
manusia, jangan kamu ingin akan bini sesamamu manusia, atau akan hamba
sahayamu, pada hewan dan akan barang apa – apa yang sesamamu manusia punya.
Tradisi
keagamaan Yahudi berasal dari proses sejarah yang panjang, melalui lisan para
nabi dan rabi mereka, dengan konsep – konsep Ketuhanan dan moral yang terus
menerus diwariskan dan dimatangkan.
Tema
sentral agama Yahudi adalah hubungan manusia dengan Tuhannya melalui perjanjian
yang ditetapkannya. Tuhan adalah Maha Kuasa, Pencipta segalanya, yang
mendengarkan dan menyelamatkan hamba – Nya. Tuhan mempunyai banyak nama dalam
agama Yahudi. Seperti The Strong One ( Maha Kuat ), El Shaddai (
Maha Kuasa ), El Olom ( Maha Kekal ), El Khai ( Maha Hidup ),
El Elyon ( Maha Tinggi ), Elohim ( Tuhan ), Adon ( Penguasa
), Adonay Tzivaot ( Penguasa Segala Pasukan ), Melekh ( Maha
Mengatur )[7].
Ajaran
ke – Esanan Tuhan menurut Yahudi adalah hasil perkembangan dari kepercayaan
yang henotis menuju kepercayaan yang mengakui ke – Esanan Tuhan. Ketika Yahudi masih
menganut kepercayaan animisme, roh – roh nenek moyang mereka sembah, yang
kemudian dalam tingkatan politeisme menjadi dewa. Kata “ Hebrew “, yang berarti
Tuhan, merupakan kata yang berasal dari kata “ eloh / elohim “. Tiap kabilah
dari Yahudi, dahulu, mepunyai “ eloh “ sendiri – sendiri. Dan akhirnya,
penganut Yahudi mengakui “ elohim “ dari bukit Sina, yakni “ YeHoVah “. YeHoVah
kemudian menjadi Tuhan nasional Yahudi, dan “ eloh – eloh “ yang lain tidak
diakui lagi[8].
Istilah
“ YeHoVaH “, tidak diketahui pasti dari mana sumbernya. Huruf hidup Ibrani baru
ada sekitar tahun 500 M. Sebelum itu, huruf Ibrani tidak ada huruf saksi (
vokal ). Sifat YeHoVaH menurut Taurat ada dua macam yakni antromorfisme dan
antropopatisme[9].
Yang pertama, menyifati Tuhan sebagai manusia, seperti Tuhan mempunyai
bibir, berkata – kata, mempunyai tangan dan sebagainya. Yang kedua, menyifati
Tuhan dengan berbagai perasaan manusia, seperti Tuhan membenci, berdiam diri,
marah, mengasihi dan sebagainya.
Kepercayaan
kaum Yahudi ( Israel ) kepada YeHoVaH melalui beberapa fase. Fase pertama,
mereka tidak menghiraukan seruan Nabi Musa untuk menyembah YeHoVaH sebagai satu
– satunya Tuhan. Akan tetapi, mereka justru menyembah anak lembu dan ular yang
dianggap suci. Fase ini terjadi ketika Bani Israel dipimpin oleh Nabi Daud.
Fase berikutnya, pada masa Haikal Sulaiman. Pada masa ini, mereka ( Yahudi
Israel ) menganggap bahwa YeHoVaH tidak banyak bedanya dengan batu – batu
berhala atau patung – patung, sebab disitulah tempat bertumpunya semua roh dan
disitu pula tempat mempersembahkan korban penyembelihan dan juga tempat
terpancangnya kepala anak lembu[10]. Fase
setelah masa Haikal Sulaiman, umat Yahudi pada masa ini tetap saja seperti masa
– masa sebelumnya. Ketika Yesaya menyeru kepada mereka untuk meng-Esakan Tuhan,
sedikit sekali diantara mereka yang mendengarkannya. Yang terjadi justru mereka
menuduh Yesaya sebagai pengkhianat ( bersekutu dengan Raja Cyrus, Raja Persi )[11].
Sepanjang masa sejarahnya, umat Yahudi Israel tidak pernah menyembah Tuhan Yang
Maha Esa seperti yang diajarkan oleh para nabinya.
Ada
anggapan bahwa agama Yahudi terdiri dari dua asa pokok, yaitu keEsaan Tuhan dan
terpilihnya Bangsa Israel. Hal ini tercantum dalam Kitab Imamat Lew 20 : 24 – 26
:
“
Aku inilah Tuhan Allahmu, yang telah mengasingkan kamu daripada segala
bangsa yang lain. Maka, hendaklah kamu menjadi suci bagi – Ku, karea Aku ini
Tuhan Yang Maha Suci adanya, maka Aku telah mengasingkan kamu daripada segala
bangsa yang lain itu, supaya kamu menjadi umat – Ku “[12].
Dan dalam Kitab Ulangan 7 : 6 – 8 :
“
Sesungguhnya engkau wahai Israel, adalah bangsa yang suci bagi YeHoVaH,
Tuhanmu. Engkau telah menjadi pilihan utama YeHoVeH, Tuhanmu, agar engkau
menjadi bangsa yang utama daripada bangsa lain di muka bumi ini. Tuhan
berdampingan dengan kamu dan telah memilih kamu “.
Dengan
dasar ini, mereka membandingkan dirinya ( Israel ) dengan bangsa lain seperti
manusia dan binatang. Bangsa Israel, mereka anggap sebagai manusia dan bangsa
lain sebagai binatang atau yang melayani Bangsa Israel. Namun pada
kenyataannya, Bangsa Israel yang mengklaim bahwa dirinya adalah bangsa pilihan,
justru melakukan hal – hal yang tidak menunjukkan kepatuhan kepada Tuhannya.
Mereka memberontak, membelakangi Tuhan, dari kafir menjadi iman dan kembali ke
kafir lagi, di satu saat menyembah Tuhan, namun di saat lain mereka menyembah
berhala.
Agama
Yahudi, juga mempercayai akan datangnya seorang Sang Messiah di akhir zaman.
Mereka menggambarkan Sang Messiah adalah utusan dari langit dan pemimpin yang
akan mencurahkan segala petunjuk dan pengajaran, sehingga umat manusia mencapai
kemuliaan dan khususnya, Bani Israel, akan dipertuankan di muka bumi. Mereka
meyakini bahwa Al Masih ( Messiah ), bukanlah manusia biasa, melainkan seorang
yang sakti yang diciptakan Tuhan jauh sebelum sejarah manusia dimulai. Dia
nantinya akan diberi kekuatan oleh Tuhan dan akan muncul dalam bentuk manusia
yang memiliki tabiat campuran antara tabiat manusia dan tabiat Tuhan. Mereka dijuga
menganggap bahwa Al- Masih yang ditunggu itu adalah seorang raja, penakluk yang
berjaya, berasal dari keturunan Daud dan bernama “Anak Allah”. Ia akan datang
untuk mengembalikan Israel kepada kebesaran, mempersatukan mereka yang terpecah
belah dan terserak-serak untuk menjalankan hukum-hukum Taurat sebaik-baiknya.
Peribadatan
Agama Yahudi
Dalam
segi peribadatan, agama Yahudi mempunyai beberapa tradisi ibadah. Antara lain
sembahyang, puasa, perayaan hari – hari suci, kurban, syari’ah dan etika[13].
a. Sembahyang
Sembahyang,
dilakukan umat Yahudi 3 waktu dalam sehari, yaitu jam 9, 11, dan jam 3. Tidak
ada tuntunan yang jelas tentang bagaimana umat yahudi melaksanakan sembahyang.
Perintah sembahyang tiga kali sehari tercantum dalam kitab Talmud. Sembahyang
pagi dilakasankan mulai terbit fajar sampai sepertiga panjang siang hari,
kira-kira jam 10.00. Sembahyang siang dimulai sesaat setelah matahari condong ke
barat sampai matahari terbenam, dan sembahyang malam mulai malam tiba sampai
terbit fajar.
Yang
terpenting dalam setiap sembahyang umat Yahudi ialah apa yang disebut dengan tefillah
( menurut Talmud ), amidah, yaitu tegak berdiri mengawali sembahyang dengan
mengucapkan shalawat sebanyak 19 kali, 3 kali pertama memuji kekuasaan Tuhan,
Kemahaperkasaan-Nya, dan kesucian-Nya, 3 kali yang terakhir sebagai ucapan
terimakasih atas rahmat-Nya yang tidak putus-putus, doa penutup untuk
keselamatan dan kedamaian, sedang 13 lainnya ditengah-tengah dan merupakan
permohonan untuk segala keperluaan. Dalam
sembahyang pagi dan malam, amiddah di dahului oleh sema, syahadat pertama orang
Yahudi. Sema ditandai dengan 2 macam yaitu pujian kepada Tuhan yang telah
menciptakan terang menderang pada waktu sembahyang pagi dan yang mengatur
perjalanan hari dan malam pada sembahyang malam, dan pujian kepada Tuhan karena
kecintaan-Nya kepada Israel sesuai dengan wahyu-Nya. Setiap sembahyang selalu
diakhiri dengan alenu wajib atau doa wajib.
b. Puasa Yahudi
Umat
Yahudi biasanya berpuasa ketika dalam masa berkabung atau berduka cita. Hal ini
tercantum dalam kitab Samuel 1, 13:13, kitab Imamat Lewi 16: 29[14].
Tujuan puasa bagi mereka adalah untuk menghapuskan dosa dan mensucikan diri dan
menyatakan rasa keprihatinan. Puasa orang Yahudi dimulai ketika fajar
menyingsing hingga kelihatan tiga buah bintang yang pertama terbit pada senja
hari yang bersangkutan.
c. Korban Dalam Agama Yahudi
Korban
merupakan salah satu upacara ibadat yang penting bagi umat Yahudi. Korban dalam
tradisi umat yahudi di bagi menjadi tiga, yaitu korban perdamaian, korban
pemujaan, dan korban lain-lain. Korban perdamaian adalah korban yang
dilaksanakan untuk memohon perdamaian dengan Tuhan atas dosa yang di perbuat
tanpa sengaja. Korban pemujaan terdiri dari korban bakar, korban keselamatan,
dan korban sesaji. Korban lain-lain terdiri dari korban perjanjian, korban
pelantikan umum, dan korban pembunuhan. Secara garis besar sesuai dengan bentuk
korbannya tujuan korban itu adalah untuk memuliakan YeHoVaH, menembus dosa, dan
mengadakan persekutuan dengan-Nya.
d. Hari Suci Yahudi
Hari
suci dalam umat Yahudi disamping erat hubungannya dengan korban, juga erat
kaitannya dengan peristiwa sejarah, musim panen, dan juga dengan Hilal. Hari
suci dalam umat Yahudi antara lain Hari Paskah ( hari raya untuk
merayakan pembebasan orang Israel dari perbudakan Fir’aun ), Hari Pantekosta
( hari ke-50 pesta paskah panen), Hari Perdamaian Besar ( hari ke 10
bulan ke 7 menurut penanggalan Yahudi yang dirayakan dengan cara berpuasa untuk
penghapusan dosa ), Hari Pondok Daun ( hari raya pengumpulan hasil panen
), Hari Penembusan Dosa ( jatuh pada akhir bulan ke-6 atau awal bulan
ke-7 kalender Yahudi ), Hari Bulan Baru ( perayaan dan pensucian hari pertama
tiap bulan yang dirayakan dengan kurban dan perjamuan ), Hari Sabbath (
hari Sabtu dimana orang Yahudi dilarang beraktivitas ).
e. Syari’ah Yahudi
Agama
Yahudi, merupakan salah satu agama yang mempunyai hukum dan putusan –
putusannya. Hukum dalam Yahudi antara lain mencakup hukum sipil ( jangan
merampas barang orang lain ), hukum perhambaan, hukum kriminal ( jangan
membunuh, berzina, mencuri dan bersaksi palsu ). Selain itu, di dalam agama
Yahudi juga terdapat hukum khitan. Mereka mengadopsi khitan dari tradisi
masyarakat Mesir kuno[15]. Hukum
waris dalam agama Yahudi menempatkan anak laki – laki sebagai pewaris utama
dari orangtuanya. Hak waris tidak membedakan antara anak yang dilahirkan sah
dari perkawinan dengan anak yang lahir dari hasil perzinaan. Hukum
perkawinan dalam agama Yahudi menganjurkan pernikahan untuk anak laki –
laki yang sudah berumur 13 tahun dan perempuan yang berumur 12 tahun. Atau orang
yang sudah mencapai akil baligh, maka boleh melaksanakan pernikahan. Dalam
agama Yahudi ada suatu larangan untuk menikah dengan orang yang bukan Yahudi (
diharamkan ).
f. Etika Yahudi
Hal
terpenting bagi kesucian etika agama Yahudi adalah keadilan dan kebenaran.
Kesucian menurut mereka, adalah dasar Yahudi sebagai suatu sistem undang –
undang agama dan moral. Mereka percaya, bahwa orang Yahudi tidak akan dapat
mencintai Tuhan jika tidak ada yang berpegang teguh pada kebenaran. Dalam
konteks Bani Israael ( Yahudi ), mereka belum sepenuhnya dikatakan cinta kepada
Tuhannya jikalau belum bisa mencintai orang lain dan tetangganya melebihi cinta
kepada dirinya sendiri.
Etika
dalam agama Yahudi juga melarang apa yang dinamakan genebath daath. Yakni,
perbuatan ataupun omongan yang berpura – pura ( manis di lidah ). Selain itu,
umat Yahudi juga diperintahkan agar menjaga keselamatan makhluk, saling dengki,
menganiaya sesama, riba dan memberi makan kepada orang miskin. Selain genebath
daath, dalam etika agama Yahudi juga ada istilah gemeluth chasadim,
yakni berbuat baik kepada manusia seperti menjenguk orang sakit, melayat jika
ada umat Yahudi yang meninggal, sopan santun dan saling menghormati[16].
Nabi
– Nabi Yahudi
Agama Yahudi dikenal sebagai agama
yang banyak nabi. Nabi yang diturunkan kepada umat Yahudi berusaha untuk
menyeru umat Yahudi agar meninggalkan kejahatan dan kembali ke jalan yang
benar, yakni mematuhi ketentuan – ketentuan Taurat yang diwariskan oleh Nabi
Musa. Umat Yahudi, Israel, memang tergolong umat yang suka meniru kebudayaan
atau tradisi bangsa lain[17].
Banyak diantara umat Yahudi yang meniru tradisi atau cara hidup bangsa yang
pernah menaklukkan mereka, seperti menyembah berhala. Namun kebanyakan pemuka
agama mereka ( pendeta, imam, dll ) membenci nabi – nabi yang diutus Tuhan ini.
Nabi umat Yahudi, dalam pengajarannya, lebih menekankan ke aspek moral dan
keimanan. Hal ini dikarenakan moral dan iman umat Yahudi yang mudah goyah dan
menyeleweng. Nabi yang dianggap sebagai nabi sejati umat Yahudi antara lain
Isaiyah ( Yesaya ), Yeremia, Ezekil, Daniel, Amos, Obaya, Yunus, Mikha, Nahum,
Habakuk, Zefanya, Maleakhi, Hagai, Zakaria, Elia, Natan dan Debora. Sedangkan
Musa, Harun, Daud dan Sulaiman mereka anggap sebagai raja mereka.
Kitab
Suci Agama Yahudi
Kitab
suci agama Yahudi diakui juga sebagai bagian dari Kitab suci agama Kristen
yaitu Perjanjian Lama[18].
Umat Yahudi membaginya menjadi :
1. Kitab Taurat (Kejadian, Keluaran,
Imamat, Bilangan dan Ulangan).
2. Kitab Nabi-nabi, meliputi : nabi-nabi
yang dahulu (Kitab Yusak, Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja), nabi-nabi yang kemudian (Yesaya,
Yeremia, Yezezkil, dan 12 nabi kecil mulai dari Hosea sampai Maleakhi).
3. Surat-surat, terdiri dari Mazmur, Ayub,
Amtsal, Rut, Nudub, al-Khatib, Ester, Daniel, Ezra, Nehemia dan Tawarekh.
Umat
Yahudi tidak mengakui kitab Perjanjian Baru sebagai kitab suci. Selain dari
Taurat mereka juga mengakui kesucian beberapa kitab, yaitu Talmud dan Protokol-protokol
Pendeta Zionis. Talmud adalah suatu himpunan tafsiran tentang kitab suci
yang pertama, yaitu Taurat. Tafsiran ini berisi tentang hukum, peradaban,
kemanusiaan dan ketuhanan. Kandungannya berisi tentang kejadian atau sejarah
bangsa Yahudi ribuan tahun yang lalu. Sejarah umat Yahudi masa lalu mereka
jadikan sebagai pedoman hidup. Mereka lebih memuliakan Talmud daripada Taurat.
Talmud,
terbagi menjadi dua macam, Talmud Palestina dan Talmud Babilonia. Yang
pertama dihasilkan oleh pendeta-pendeta Yerusalem sewaktu bani Israel tinggal
menetap di Palestina, dan yang kedua tersusun pada waktu mereka berada dalam
pembuangan di Babil. Adapun intisari Talmud terdiri dari 5 bagian. Bagian
pertama berisi tentang sejarah seperti kelahiran Ibrahim, cerita Qabil dan
Habil, kehancuran Babilonia, Sodom, dan Gomorah sampai dengan keluarnya Musa
dari Mesir. Bagian kedua berisi tentang tafsiran kitab seperti hukuman
Tuhan dan kisah raja Sulaiman yang bijaksana. Dalam agama Yahudi, juga terdapat
tradisi mistik. Tradisi mistik ini bersumber dari Perjanjian Lama ( Taurat )
dan aliran yang sudah tercampur dengan filsafat Yunani. Mistik dalam agama
Yahudi antara lain mistik Markabah, Hechaloth, Mistik Hadinisme dan
Mistik Kabbalah.
Sekte
– Sekte Agama Yahudi
Dalam
tiap – tiap agama manusia, bisa dipastikan akan ada yang namanya sekte. Sekte
adalah suatu pecahan dari salah satu agama yang ajarannya sudah tidak ortodoks
( tidak sesuai dengan ajaran aslinya ). Penyebab munculnya sekte tersebut
dikarenakan adanya perbedaan pemahaman atau interpretasi terhadap ajaran
tertentu dari suatu agama yang dianut. Begitu juga yang terjadi dalam agama
Yahudi. Agama Yahudi mempunyai beberapa sekte antara lain :
a. Sadducees, lahir
dari kalangan pemuka Yahudi pada abad 1 M sebelum berakhir ( awal abad 2 M ).
Ajaran dari sekte ini adalah bahwa akhirat itu tidak ada, termasuk surga,
neraka, pembalasan dan hidup sesudah mati. Mereka tidak menerima Talmud. Taurat
pun tidak mereka sucikan. Bersifat status quo dan bekerja sama dengan
Pemeritahan Romawi ( Raja Pontius Pilatus ).
b. Pharisees, yakni
golongan yang terdiri dari golongan masyarakat Yahudi menengah. Guru,
pengkhotbah atau penyiar agama merupakan salah satu orang yang masuk dalam
sekte ini. Mereka hidup membujang dan zuhud dalam biara ( sinagog ). Mereka
percaya akan adanya hari kiamat, hari pembalasan, surga, neraka dan malaikat.
Mereka juga mematuhi Taurat dan Talmud. Talmud dikumpulkan oleh para rabbi.
Mereka meyakini bahwa apa yang mereka katakan adalah dari Tuhan. Mereka sangat mengharapkan
hukum Taurat di semua aspek, mempertahankan dan mengembangkannya.
c. Essenes, yakni
golongan yang mengasingkan diri dari kekacauan umat Yahudi pada masa itu ( abad
ke 1 M ). Mereka juga menolak tradisi – tradisi dari Yunani atau luar Yahudi.
Golongan ini juga mengajarkan bahwa umat Yahudi adalah pilihan Tuhan. Mereka
tidak menerima kitab selain Taurat.
d. Zealouts, adalah
golongan umat Yahudi yang fanatik terhadap kekuatan kaum mereka sendiri. Sekte
ini lebih dekat ke hal – hal yang berbau politik. Juga disebut sebagai gerakan
bawah tanah terhadap Pemerintahan Romawi waktu itu ( abad 1 M ).
e. Pembaca, sekte
terkecil diantara sekte – sekte lain dalam agama Yahudi. Pengikutya berasal
dari pengikut Sadducees dan Pharisees yang membelot. Mereka hanya menerima
Taurat dan melakukan ijtihad.
f.
Penulis,
sekumpulan orang Yahudi yang bertugas menuliskan
syari’at bagi orang yang memerlukannya.
B. KESIMPULAN
Agama
Yahudi, merupakan agama Samawi yang berkembang di Bumi Palestina. Yahudi,
identik dengan Bani Israel, dikarenakan pemeluk agama ini rata – rata dari
keturunan Bani Israel. Agama ini mengklaim bahwa ajaran mereka berasal dari
Ibrahim. Mereka meyakini akan adanya satu Tuhan, yakni yang mereka sebut YeHoVaH.
Namun, dalam prakteknya, umat Yahudi banyak yang menyimpang dari apa yang
telah diajarkan oleh para nabinya. Di satu saat mereka taat pada Tuhannya,
namun di saat yang lain mereka juga menyembah berhala ( patung sapi ).
Tradisi
peribadatan umat Yahudi antara lain sembahyang, puasa, perayaan hari – hari
suci ( Hari Sabbath, Pantekosta, Paskah, Penebusan dosa dan hari Bulan Baru ),
kurban ( Kurban perdamaian, kurban pemujaan dan kurban yang lainnya ), syari’ah
( Hukum sipil, hukum perhambaan, kriminal, waris, khitan dan perkawinan ) dan
etika.
Kitab
suci umat Yahudi ( Perjanjian Lama ) terdiri dari Kitab Taurat ( Imamat,
Ulangan, Bilangan, Kejadian dan Keluaran ), Kitab Nabi ( Yusak, Samuel,
Yeremia, Yezekil, Hosea dan Malaekhi ) dan Surat – Surat ( Daniel, Ezra,
Nehemia, Mazmur, Ayub, Nudub, Ester ). Mereka juga menggunakan Kitab dari para
rabbi mereka, Talmud dan Protokol – Protokol Pendeta Zionis. Talmud
berisi tentang sejarah, tafsiran, riwayat para rabbi, peribadatan dan fatwa
rabbi, hukum perdata dan hukum pidana.
Nabi
mereka antara lain Daniel, Ezra, Yezekial, Hosea, Amos, Yunus, Mikha, Nahum,
Elia, Natan sampai dengan Debora. Sedangkan Musa, Harun, Daud dan Sulaiman
mereka anggap sebagai raja mereka. Terdapat juga tradisi mistik dalam agama
Yahudi, antara lain mistik Kabbalah, mistik Markabah, Hechalots dan mistik
Hasidisme.
Adapun
sekte dalam agama Yahudi antara lain : Sadducees, Pharisees, Essenes, Zealouts,
Pembaca dan Penulis.
DAFTAR
PUSTAKA
Romdlon, Agama agama Dunia, Yogyakarta : IAIN
SUKA Press : 1988
William G. Carr,
Yahudi Menggenggam Dunia ,
Jakarta : Pustaka : Al Kautsar, 1982.
Abdullah, MA,
Dr. Zulkarnaini, Yahudi dalam Al Qur’an ( Teks, konteks dan diskursus pluralisme
agama ), Yogyakarta : eL SAQ : 2007.
Smith,
Huston, Agama – Agama Manusia, (
Judul asli : The Religious of Man, diterjemahkan oleh Saafroedin Bahar ), New York : Perennial Library, Harper
& Row, 1985.
[2] Ibid,
[3] Ibid,
[7] Dr.
Zulkarnaini Abdullah, MA, Yahudi dalam Al Qur’an ( Teks, konteks dan
diskursus pluralisme agama ), ( Yogyakarta : eL SAQ : 2007 ), hal. 106
[15] Ibid, hal. 328
[16] Huston Smith, Agama –
Agama Manusia, ( Judul asli : The Religious of Man, diterjemahkan
oleh Saafroedin Bahar ), New York
: Perennial Library, Harper & Row, 1985. Hal. 318 - 320
0 Response to "MAKALAH AGAMA YAHUDI"
Posting Komentar