TUGAS PENGANTAR STUDI ISLAM
Indonesia, tentang sistem pemikiran yang menganggap bahwa semua agama itu benar sudah lama ada. Sistem ini juga telah ada di negara-negara islam lainnya. Dalam pandangan islam toleransi terhadap pemeluk agama lain adalah sikap yang benar tetapi bukan berarti semua agama adalah sama, maksudnya Tuhan yang kita sembah Tuhan yang kalian sembah.
Pluralisme agama adalah sebuah paham yang menganggap bahwa semua agama memiliki kebenaran yang sama, seperti nilai-nilai yang terkandung didalam ajaran-ajaran agama. Dalam pengertian ini, seorang aliran besar terkait pluralisme agama. Yakni pluralisme agama mazhab John Hick dengan Global Theologynya, “pluralisme agama adalah suatu gagasan bahwa agama-agama besar dunia merupakan persepsi dan konsepsi yang berbeda tentang dan secara bertepatan merupakan respon yang beragam terhadap Yang Maha Agung dari dalam pranata kultural manusia yang bervariasi dan bahwa transformasi wujud manusia diri menuju pemujsatan hakikat terjadi secara nyata dari setiap masing-masing pranata kultural manusia tersebut terjadi, sejauh yang dapat diamati, sampai pada batas yang sama.”.
Nurkholis Majid sebagai paham pluralis memiliki arti sendiri tentang ini, bahwa setiap agama mempunyai ekspresi keimanan terhadap Tuhan yang sama, ibarat roda berputar, pusat roda tersebut adalah Tuhan yang sama melalui jalan berbagai agama yang heterogen tapi satu makna.
Majelis Ulama Indonesia menentang keberadan pluralisme dalam agama islam. Mereka berpendapat bahwa paham ini mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relative. Oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar, sedangkan agama yang lain adalah salah.
Namun demikian, paham pluralisme ini banyak dijalankan dan kian disebarkan oleh kalangan orang islam sendiri. Solusi Islam terhadap adanya pluralisme agama adalah dengan mengakui perbedaan dan identitas agama masing-masing. Tapi solusi paham pluralisme agama ini diorientasikan untuk menghilangkan konflik sekaligus menghilangkan perbedaan dan identitas agama-agama yang ada.
Adanya pluralisme dewasa ini semakin marak diperbincangkan. Sampai –sampai hal ini melahirkan dua kubu, yakni pro dan kontra.
Kubu pertama (pro) menyatakan, seperti:
Ulil Abshar Abdalla; “semua agama sama, semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi islam bukan yang paling benar”.
Nurkholis Majid; “islam bukan nama sebuah agama, islam adalah sebuah sikap pasrah”.
Abdullah Munir Mulkhan; “jika semua agama memang benar sendiri, penting diyakini bahwa surge Tuhan Yang Satu itu sendiri terdiri banyak pintu dan kamar. Tiap pintu adalah jalan pemeluk tiapa agama memasuki kamarnya”.
Sedangkan pada kubu kedua (kontra) menyatakan, seperti:
Adian Husaini; “paham pluralism agama memang menjadi parasit bagi semua agama. Bagi umat islam, paham yang membenarkan semua agama ini merupakan virus yang berbahaya”.
MUI; “pluralism, sekularisme, dan liberalism agama sebagaimana dimaksud adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama islam”.
Kristen Protestan; “pluralisme adalah suatu tantangan sekaligus bahaya yang sangat serius bagi kekristenan”.
Dapat disimpulkan bahwa setiap agama memiliki thruthclaim yang menyatakan bahwasannya agamanyalah yang paling benar dan tidak ada kebenaran diluar agama itu, karena semua agama memang tidak ada yang sama, tetapi jika didefinisikan sebatas mengakui keragaman agama itu mutlak tidak bermasalah.
Handrianto, Budi, 50 Tokoh Islam Liberal Indonesia, (Jakarta Timur:Hujjah Press 2007)
Pluralisme Agama Musuh Agama-agama, Adian Husaini
0 Response to "TUGAS PENGANTAR STUDI ISLAM"
Posting Komentar