Logika berasal dari kata logos yang
berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme
(Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari
kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu disini mengacu
pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan
akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang
dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.
1. Masa Yunani Kuno Logika dimulai
pada masa Yunani kuno, pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan
cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan
rahasia alam semesta.Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang
berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan
kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica
scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air
adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu.
Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai
dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato juga telah merintis dan memberikan
saran-saran dalam bidang ini. Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan
analitica , yang secara khusus meneliti berbagai yang berangkat dari yang
benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat
dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya.Pada salah seorang muridnya,
Aristoteles yang menjadi pemimpin, melanjutkan pengembangn logika. Istilah
logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium pelopor .
Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus dan Sextus Empiricus , dua orang
dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode
geometri.Porohyus membuat suatu pengantar (eisagoge) pada Categoriae, salah
satu buku Aristoteles. Boethius menerjemahkan Eisagoge Porphyrius ke dalam
bahasa Latin dan menambahkan komentar-komentarnya. Johanes Damascenus
menerbitkan Fons Scienteae.
2. Abad Pertengahan dan Logika Modern Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione, Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan. Thomas Aquinas dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika.Lahirlah dengan tokoh-tokoh seperti: Petrus Hispanus Roger Bacon Raymundus Lullus yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam pengertian. William Ocham Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes dengan karyanya Leviatan dan John Locke dalam An Essay Concerning Human Understanding Francis Bacon mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum. J.S. Mills melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logiz Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:Gottfried Wilhelm Leibniz menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian. George Boole John Venn Gottlob Frege Lalu seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di ,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce's Law) yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (general theory of signs). Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun - dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead dan Bertrand Arthur William Russel.Logika simbolik lalu diteruskan oleh Ludwig Wittgenstein, Rudolf Carnap, Kurt Godel dan lain-lain.
3. Logika
sebagai matematika murniLogika masuk kedalam kategori matematika murni karena
matematika adalah logika yang tersistematisasi. Matematika adalah pendekatan
logika kepada metode ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol
matematik. Logika tersistematisasi dikenalkan oleh dua orang dokter medis,
Galenus (130-201 M) dan Sextus Empiricus (sekitar 200 M) yang mengembangkan
logika dengan menerapkan metode geometri. Puncak terjadi pada tahun - dengan
terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred
North Whitehead dan Bertrand Arthur William Russel.
0 Response to "Pengertian LOgika"
Posting Komentar